MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
MITOS JAWA
MITOS JAWA
PITRY PRASETYA MULYA
28414454
1IC03
UNIVERSITAS GUNDARMA
KATA PENGANTAR
Rasa
syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini penulis membahas tentang “Mitos Jawa”.
Makalah
ini dibuat dalam rangka tugas yang merupakan syarat pemberian nilai untuk mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Dalam
proses pendalaman materi Penerapan Hukum di Indonesia ini, tentunya
penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima
kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada :
1.
Ibu
Ratna Komala, Dr selaku dosen mata kuliah “Ilmu Sosial Dasar”
2.
Rekan-rekan
mahasiswa 1IC03 Teknik Mesin, Universitas Gunadarma yang telah banyak
memberikan masukan untuk makalah ini.
Demikian
makalah ini saya buat semoga bermanfaat.
Depok, 19 Januari 2015
(Pitry Prasetya Mulya)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Jawa memiliki ikatan yang
erat dengan alam. Itu juga sebabnya mereka sangat memperhatikan
kejadian-kejadian alam sekitar sebagai pertanda bagi kejadian-kejadian lain.
Sebenarnya hal itu bermula dari ilmu “titen”, yaitu ilmu mendeteksi suatu
kejadian yang konstan, terjadi terus-menerus dan berkaitan dengan kejadian lain
yang juga konstan berlangsung dalam kondisi yang sama atau serupa.
Masyarakat Jawa memiliki ikatan yang erat dengan alam. Itu
juga sebabnya mereka sangat memperhatikan kejadian-kejadian alam sekitar sebagai
pertanda bagi kejadian-kejadian lain. Selain itu masyarakat pintar meyimbolkan
segala sesuatu, mengkait-kaitkan kejadian satu dengan kejadian yang lain,
pintar membuat cerita-cerita yang akhirnya hingga saat ini banyak mitos yang
berkembang di tanah Jawa. Penulis mencoba mengumpulkan mitos-mitos yang masih
hidup dan berkembang di masyarakat di tanah Jawa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, akan dibahas lebih lanjut mengenai,
1. Apa saja mitos-mitos
yang berkembang di masyarakat khususnya di tanah jawa?
C. Tujuan Masalah
Dalam rumusan masalah
diatas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya:
1. Untuk mengatahui
mitos-mitos yang berkembang ditanah jawa baik mitos mengenai hal-hal kecil
maupun hal-hal yang besar.
D. Metode Penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode
studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan makalah ini penulis
melakukan kegiatan penelusuran dan penelaahan literature dari hasil data-data
yang di peroleh dari buku-buku, internet, maupun majalah sehingga metode ini
sangat menuntut ketekunan dan kecermatan pemahaman penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
MITOS-MITOS
YANG BERKEMBANG DI TANAH JAWA:
A. Mitos Berhubungan Dengan Hewan
1. Manuk prenjak nitir (burung
prenjak berkicau terus):
Jika
posisi si burung tepat di depan rumah atau sisi kanan rumah, tandanya akan ada
tamu istimewa yang membawa kebaikan.
Jika
posisi di sebelah kiri atau di belakang rumah, tandanya tamu yang akan datang
membawa petaka.
2. Kupu menclok ning omah (kupu-kupu
hinggap di dalam rumah):
Jika
kupu-kupunya masuk rumah dan hinggap di meja atau kursi tandanya akan ada tamu
yang datang. Perhatikan juga bentuk dan warna kupu-kupunya sebagai cerminan
seperti apa tamu yang akan datang.
Kalau
kupu-kupunya berwarna putih cantik, yang akan datang juga putih cantik. Siapa
tahu Marsha Timothi yang datang.
Tapi
kalo yang masuk rumah kupu-kupunya hitam serem, berarti yang akan datang body
guard atau orang yang akan nagih hutang, mungkin juga Nurdin M.Top.
Kalau
kupu-kupu itu mengelilingi atau hinggap di badan si pemilik rumah, maka tamu
yang akan datang adalah orang yang sangat dekat, bisa sahabat, saudara, pacar
atau yang lain.
3. Manuk dares manggung (burung
pungguk manggung):
Masih tentang burung, orang Jawa juga bisa
memprediksi kejadian-kejadian di lingkungan sekitarnya melalui kicauan burung.
Ini misalnya:
Kalau
ada burung pungguk manggung sudah lewat tengah malam sampai jelang pagi,
tandanya ada tetangga yang melahirkan.
Jika
waktu manggungnya sebelum lewat tengah malam tandanya ada tetangga yang hamil
di luar nikah.
4. Manuk gagak mider-mider (burung
gagak berputar-putar di atas rumah)
Hati-hati
kalau lihat burung gagak (garuda) berputar-putar di atas rumah. Sebab konon
akan ada penghuni rumah yang segera meninggal. Mau tahu alasannya? Katanya sih
burung gagak itu nggondol nyowo (membawa nyawa). Logis kan? Sebab kalau
tidak membawa nyawa, mana bisa dia terbang berputar-putar di atas rumah?
5. Pitik Jago kluruk (ayam jantan
berkokok):
Kalau
ada ayam jantang berkokok sore hari atau sebelum tengah malam, akan ada
“pagebluk”(wabah penyakit) atau gangguan dari makhluk halus.
6. Menabrak kucing
Ini
mitos yang sudah dikenal luas, kalu pas kita bepergian lalu tanpa sengaja
menabrak kucing, hati-hati saja. Sebab bisa jadi kita juga akan mengalami
kecelakaan di jalan.
7. Bermimpi tentang ayam:
Kalau
mimpi menangkap ayam dara, maka akan mendapat jodoh yang masih gadis atau
perjaka.
Tetapi
kalau yang didapat ayam yang sudah bertelur atau sedang mengeram, berarti
jodohnya dah hamil duluan atau kalau cowok “sedang punya tanggung jawab atas
kehamilan orang lain”.
Parahnya
lagi kalau yang didapat ayam yang sudah beranak, berarti jodohnya ya janda
beranak tiga, empat sampai dua belas (di sesuaikan dengan jumlah ayam yang di
dapat).
8. Mimpi tentang jenis anak yang sedang
dikandung istri:
Konon
kalau mimpi melihat binatang jenis ternak berkaki empat (sapi, kerbau, kambing,
komodo, dinosaurus, keledai, kadal dll) maka anak yang dikandung istri berjenis
laki-laki.
Tapi
kalau yang dilihat dalam mimpi jenis binatang unggas (burung, ayam, Angsa,
bebek, dll), maka anaknya kemungkinan besar berjenis perempuan.
9. Mimpi bertemu Ular
Sepertinya
sudah pada tahu, kalau kita mimpi ketemu ular, apalagi digigit, itu tandanya
kita akan ketemu calon jodoh, pacar atau idola.
10. Mimpi bertemu harimau
Kalau
ada yang bermimpi di tengah malam bertemu harimau atau sejenis, siap-siap saja
besok atau beberapa hari lagi akan bertemu dengan seorang tokoh besar.
11. Mimpi bertemu anjing
Lain
lagi kalau mimpinya ketemu anjing, berarti orang tersebut akan mengalami
sesuatu yang tidak menyenangkan. Apalagi sampi digigit anjing itu. Dalam mitos
Jawa anjing identik dengan kehadiran setan.
B.
Mitos
Berhubungan Dengan Wanita Hamil
1. Tidak Boleh melayat orang meninggal,
jika sudah hamil tua.
2. Waktu Maghrib sandyakala,
(sendekala) tidak boleh keluar rumah, kalau terpaksa keluar, rambutnya harus
diurai.
3. Ngupati dan Mitoni (selamatan empat
bulan dan tujuh bulan) tingkeban (keba) atau tingkepan. Kalau tidak diselamati
mitos tersebut menjadi akan dijadikan alasan atau penyesalan bagi orang yang
percaya tahayul.
4. Sejak hamil muda, suami ibu hamil
itu tidak boleh membunuh hewan munasika. Alasannya karena katanya bisa membuat
janin menjadi cacat.
5. Semenjak hamil 4 bulan konon
diharuskan membawa benda tajam, seperti peniti, pipit, silet, gunting kecil
atau lainnya. Sebagai tolak bala / ilag-ilag / penangkal bahaya.
C.
Mitos
Mengenai Hal-Hal Kecil
Jangan duduk di pintu, Karena nanti
balik lamarannya.
Kalo nyapu yang bersih, biar dapat
istri cakep
Kalo makan di habiskan, soalnya kalo
tidak habis, nanti ayamnya pada mati.
Jangan bangun tidur siang-siang,
ntar rizkimu di patuk ayam
Jangan tidur sehabis sholat subuh,
ntar kamu jadi bodoh
Jangan banyak makan tempe, nanti
kamu jadi tuli
Jangan pernah kencing di atas bara
api nanti kencingnya ga lancar (batu ginjal)
Jangan duduk di lawang depan pintu,
nanti nongtot jodoh (susah dapat jodoh)
Jangan makan sambil tidur, nanti
kepalanya membesar karena makanan akan langsung dicerna oleh otak ga sampe ke
lambung.
Bagi Perempuan jangan tidur
tengkurap nanti susah dapat jodoh
Jangan ngintip orang lagi mandi
nanti bintitan
Jangan makan telor terlalu banyak
nanti bisulan
Jangan kencing di kuburan nanti anu
mu tak tenang
Jangan duduk di atas bantal nanti
banyak utang
Jangan menggunting kuku di malam
hari nanti kukumu dimakan setan
D.
Mitos
Nyi Roro Kidul Dan Dewi Sri
Nyi Roro
Kidul, mitos milik penduduk Cilacap, Jawa Tengah dan penduduk di sekitar
pesisir laut selatan atau Samudra Hindia. Dimitoskan penguasa laut selatan atau
samudra Hindia. Setiap bulan Jawa, bulan Sura masyarakat di sekitar pesisir
mengadakan sedekah laut dengan membuat sesaji dan dilarung disamudra hindia
agar hasil lautnya melimpah. Mitos yang beredar siapa yang datang di pantai
Teluk Penyu, bahkan meliputi pesisir laut selatan tidak diperbolehkan memakai
baju warna hijau. Tetapi bagi penduduk yang beragama Islam menganggap budaya
tersebut tidak sesuai budaya Islam.
Dewi Sri,
dalam mitos Jawa dikaitkan dengan asal mula terciptanya tanaman padi, dikenal
dengan dewi padi dan sawah. Masyarakat tradisional
Jawa, terutama pengamal ajaran Kejawen, memiliki tempat khusus
di tengah rumah mereka untuk Dewi Sri yang disebut Pasrean (tempat Dewi
Sri) agar mendapatkan kemakmuran. Pada masyarakat petani di
pedesaan Jawa, ada tradisi yang melarang mengganggu dan mengusir ular yang
masuk ke dalam rumah. Malah ular itu diberikan persembahan dan dihormati hingga
ular itu pergi dengan sendirinya, tradisi ini menganggap ular adalah pertanda
baik bahwa panen mendatang akan berhasil melimpah. Pada upacara slametan
menanam padi juga melibatkan dukun yang mengelilingi desa dengan keris berkekuatan gaib untuk memberkati bibit padi
yang akan ditanam. Kenyataannya tradisi ini masih ada sampai sekarang sebagai
contoh upacara slametan atau syukuran panen di kraton Surakarta dan Yokyakarta
disebut Sekaten atau Grebeg Mulud
yang juga berbarengan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebenarnya mitos bermula dari ilmu
“titen”, yaitu ilmu mendeteksi suatu kejadian yang konstan, terjadi
terus-menerus dan berkaitan dengan kejadian lain yang juga konstan berlangsung
dalam kondisi yang sama atau serupa.
Masyarakat
Jawa memiliki ikatan yang erat dengan alam. Itu juga sebabnya mereka sangat
memperhatikan kejadian-kejadian alam sekitar sebagai pertanda bagi
kejadian-kejadian lain. Selain itu masyarakat pintar meyimbolkan segala
sesuatu, mengkait-kaitkan kejadian satu dengan kejadian yang lain, pintar
membuat cerita-cerita yang akhirnya hingga saat ini banyak mitos yang
berkembang di tanah Jawa.
B.
Saran
Jangan memanggap mitos sebagai suatu
hal yang sakral yang menyebabkan pada suatu yang sirik, boleh percaya hanya sebagai
pengingat atau pencegah dari hal-hal yang tidak baik. Karena tidak semua mitos
itu membawa hal yang buruk. Karena semuanya harus kita kembalikan pada Allah
SWT.
SUMBER
http://www.hukumpertambangan.com/ketentuan-mengenai-peningkatan-nilai-tambah-mineral-melalui-kegiatan-pengolahan-dan-pemurnian-mineral-berdasarkan-peraturan-menteri-sumber-daya-mineral/#more-131