Senin, 19 Januari 2015

Mitos Jawa



MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
MITOS JAWA



PITRY PRASETYA MULYA
28414454
1IC03
UNIVERSITAS GUNDARMA






KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini penulis membahas tentang “Mitos Jawa”.
Makalah ini dibuat dalam rangka tugas yang merupakan syarat pemberian nilai untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Dalam  proses pendalaman materi Penerapan Hukum di Indonesia ini,  tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya  penulis sampaikan kepada :
1.      Ibu Ratna Komala, Dr selaku dosen mata kuliah “Ilmu Sosial Dasar”
2.      Rekan-rekan mahasiswa 1IC03 Teknik Mesin, Universitas Gunadarma yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat.

Depok, 19 Januari 2015


(Pitry Prasetya Mulya)




BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
            Masyarakat Jawa memiliki ikatan yang erat dengan alam. Itu juga sebabnya mereka sangat memperhatikan kejadian-kejadian alam sekitar sebagai pertanda bagi kejadian-kejadian lain. Sebenarnya hal itu bermula dari ilmu “titen”, yaitu ilmu mendeteksi suatu kejadian yang konstan, terjadi terus-menerus dan berkaitan dengan kejadian lain yang juga konstan berlangsung dalam kondisi yang sama atau serupa.
            Masyarakat Jawa memiliki ikatan yang erat dengan alam. Itu juga sebabnya mereka sangat memperhatikan kejadian-kejadian alam sekitar sebagai pertanda bagi kejadian-kejadian lain. Selain itu masyarakat pintar meyimbolkan segala sesuatu, mengkait-kaitkan kejadian satu dengan kejadian yang lain, pintar membuat cerita-cerita yang akhirnya hingga saat ini banyak mitos yang berkembang di tanah Jawa. Penulis mencoba mengumpulkan mitos-mitos yang masih hidup dan berkembang di masyarakat di tanah Jawa.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, akan dibahas lebih lanjut mengenai,
1.      Apa saja mitos-mitos yang berkembang di masyarakat khususnya di tanah jawa?
C.    Tujuan Masalah
Dalam rumusan masalah diatas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya:
1.      Untuk mengatahui mitos-mitos yang berkembang ditanah jawa baik mitos mengenai hal-hal kecil maupun hal-hal yang besar.
D.    Metode Penulisan
            Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan makalah ini penulis melakukan kegiatan penelusuran dan penelaahan literature dari hasil data-data yang di peroleh dari buku-buku, internet, maupun majalah sehingga metode ini sangat menuntut ketekunan dan kecermatan pemahaman penulis.



BAB II
PEMBAHASAN

MITOS-MITOS YANG BERKEMBANG DI TANAH JAWA:
A.    Mitos Berhubungan Dengan Hewan
1.      Manuk prenjak nitir (burung prenjak berkicau terus):
      Jika posisi si burung tepat di depan rumah atau sisi kanan rumah, tandanya akan ada tamu istimewa yang membawa kebaikan.
      Jika posisi di sebelah kiri atau di belakang rumah, tandanya tamu yang akan datang membawa petaka.
2.      Kupu menclok ning omah (kupu-kupu hinggap di dalam rumah):
      Jika kupu-kupunya masuk rumah dan hinggap di meja atau kursi tandanya akan ada tamu yang datang. Perhatikan juga bentuk dan warna kupu-kupunya sebagai cerminan seperti apa tamu yang akan datang.
      Kalau kupu-kupunya berwarna putih cantik, yang akan datang juga putih cantik. Siapa tahu Marsha Timothi yang datang.
      Tapi kalo yang masuk rumah kupu-kupunya hitam serem, berarti yang akan datang body guard atau orang yang akan nagih hutang, mungkin juga Nurdin M.Top.
      Kalau kupu-kupu itu mengelilingi atau hinggap di badan si pemilik rumah, maka tamu yang akan datang adalah orang yang sangat dekat, bisa sahabat, saudara, pacar atau yang lain.
3.      Manuk dares manggung (burung pungguk manggung):
      Masih tentang burung, orang Jawa juga bisa memprediksi kejadian-kejadian di lingkungan sekitarnya melalui kicauan burung. Ini misalnya:
      Kalau ada burung pungguk manggung sudah lewat tengah malam sampai jelang pagi, tandanya ada tetangga yang melahirkan.
      Jika waktu manggungnya sebelum lewat tengah malam tandanya ada tetangga yang hamil di luar nikah.
4.      Manuk gagak mider-mider (burung gagak berputar-putar di atas rumah)
      Hati-hati kalau lihat burung gagak (garuda) berputar-putar di atas rumah. Sebab konon akan ada penghuni rumah yang segera meninggal. Mau tahu alasannya? Katanya sih burung gagak itu nggondol nyowo (membawa nyawa). Logis kan? Sebab kalau tidak membawa nyawa, mana bisa dia terbang berputar-putar di atas rumah?
5.      Pitik Jago kluruk (ayam jantan berkokok):
      Kalau ada ayam jantang berkokok sore hari atau sebelum tengah malam, akan ada “pagebluk”(wabah penyakit) atau gangguan dari makhluk halus.
6.      Menabrak kucing
      Ini mitos yang sudah dikenal luas, kalu pas kita bepergian lalu tanpa sengaja menabrak kucing, hati-hati saja. Sebab bisa jadi kita juga akan mengalami kecelakaan di jalan.
7.      Bermimpi tentang ayam:
      Kalau mimpi menangkap ayam dara, maka akan mendapat jodoh yang masih gadis atau perjaka.
      Tetapi kalau yang didapat ayam yang sudah bertelur atau sedang mengeram, berarti jodohnya dah hamil duluan atau kalau cowok “sedang punya tanggung jawab atas kehamilan orang lain”.
      Parahnya lagi kalau yang didapat ayam yang sudah beranak, berarti jodohnya ya janda beranak tiga, empat sampai dua belas (di sesuaikan dengan jumlah ayam yang di dapat).
8.      Mimpi tentang jenis anak yang sedang dikandung istri:
      Konon kalau mimpi melihat binatang jenis ternak berkaki empat (sapi, kerbau, kambing, komodo, dinosaurus, keledai, kadal dll) maka anak yang dikandung istri berjenis laki-laki.
      Tapi kalau yang dilihat dalam mimpi jenis binatang unggas (burung, ayam, Angsa, bebek, dll), maka anaknya kemungkinan besar berjenis perempuan.
9.      Mimpi bertemu Ular
      Sepertinya sudah pada tahu, kalau kita mimpi ketemu ular, apalagi digigit, itu tandanya kita akan ketemu calon jodoh, pacar atau idola.
10.  Mimpi bertemu harimau
      Kalau ada yang bermimpi di tengah malam bertemu harimau atau sejenis, siap-siap saja besok atau beberapa hari lagi akan bertemu dengan seorang tokoh besar.

11.  Mimpi bertemu anjing
      Lain lagi kalau mimpinya ketemu anjing, berarti orang tersebut akan mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan. Apalagi sampi digigit anjing itu. Dalam mitos Jawa anjing identik dengan kehadiran setan.

B.     Mitos Berhubungan Dengan Wanita Hamil
1.      Tidak Boleh melayat orang meninggal, jika sudah hamil tua.
2.      Waktu Maghrib sandyakala, (sendekala) tidak boleh keluar rumah, kalau terpaksa keluar, rambutnya harus diurai.
3.      Ngupati dan Mitoni (selamatan empat bulan dan tujuh bulan) tingkeban (keba) atau tingkepan. Kalau tidak diselamati mitos tersebut menjadi akan dijadikan alasan atau penyesalan bagi orang yang percaya tahayul.
4.      Sejak hamil muda, suami ibu hamil itu tidak boleh membunuh hewan munasika. Alasannya karena katanya bisa membuat janin menjadi cacat.
5.      Semenjak hamil 4 bulan konon diharuskan membawa benda tajam, seperti peniti, pipit, silet, gunting kecil atau lainnya. Sebagai tolak bala / ilag-ilag / penangkal bahaya.

C.     Mitos Mengenai Hal-Hal Kecil
Jangan duduk di pintu, Karena nanti balik lamarannya.
Kalo nyapu yang bersih, biar dapat istri cakep
Kalo makan di habiskan, soalnya kalo tidak habis, nanti ayamnya pada mati.
Jangan bangun tidur siang-siang, ntar rizkimu di patuk ayam
Jangan tidur sehabis sholat subuh, ntar kamu jadi bodoh
Jangan banyak makan tempe, nanti kamu jadi tuli
Jangan pernah kencing di atas bara api nanti kencingnya ga lancar (batu ginjal)
Jangan duduk di lawang depan pintu, nanti nongtot jodoh (susah dapat jodoh)
Jangan makan sambil tidur, nanti kepalanya membesar karena makanan akan langsung dicerna oleh otak ga sampe ke lambung.
Bagi Perempuan jangan tidur tengkurap nanti susah dapat jodoh
Jangan ngintip orang lagi mandi nanti bintitan
Jangan makan telor terlalu banyak nanti bisulan
Jangan kencing di kuburan nanti anu mu tak tenang
Jangan duduk di atas bantal nanti banyak utang
Jangan menggunting kuku di malam hari nanti kukumu dimakan setan

D.    Mitos Nyi Roro Kidul Dan Dewi Sri
Nyi Roro Kidul, mitos milik penduduk Cilacap, Jawa Tengah dan penduduk di sekitar pesisir laut selatan atau Samudra Hindia. Dimitoskan penguasa laut selatan atau samudra Hindia. Setiap bulan Jawa, bulan Sura masyarakat di sekitar pesisir mengadakan sedekah laut dengan membuat sesaji dan dilarung disamudra hindia agar hasil lautnya melimpah. Mitos yang beredar siapa yang datang di pantai Teluk Penyu, bahkan meliputi pesisir laut selatan tidak diperbolehkan memakai baju warna hijau. Tetapi bagi penduduk yang beragama Islam menganggap budaya tersebut tidak sesuai budaya Islam.
Dewi Sri, dalam mitos Jawa dikaitkan dengan asal mula terciptanya tanaman padi, dikenal dengan dewi padi dan sawah. Masyarakat tradisional Jawa, terutama pengamal ajaran Kejawen, memiliki tempat khusus di tengah rumah mereka untuk Dewi Sri yang disebut Pasrean (tempat Dewi Sri) agar mendapatkan kemakmuran. Pada masyarakat petani di pedesaan Jawa, ada tradisi yang melarang mengganggu dan mengusir ular yang masuk ke dalam rumah. Malah ular itu diberikan persembahan dan dihormati hingga ular itu pergi dengan sendirinya, tradisi ini menganggap ular adalah pertanda baik bahwa panen mendatang akan berhasil melimpah. Pada upacara slametan menanam padi juga melibatkan dukun yang mengelilingi desa dengan keris berkekuatan gaib untuk memberkati bibit padi yang akan ditanam. Kenyataannya tradisi ini masih ada sampai sekarang sebagai contoh upacara slametan atau syukuran panen di kraton Surakarta dan Yokyakarta disebut Sekaten atau Grebeg Mulud yang juga berbarengan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Sebenarnya mitos bermula dari ilmu “titen”, yaitu ilmu mendeteksi suatu kejadian yang konstan, terjadi terus-menerus dan berkaitan dengan kejadian lain yang juga konstan berlangsung dalam kondisi yang sama atau serupa.
            Masyarakat Jawa memiliki ikatan yang erat dengan alam. Itu juga sebabnya mereka sangat memperhatikan kejadian-kejadian alam sekitar sebagai pertanda bagi kejadian-kejadian lain. Selain itu masyarakat pintar meyimbolkan segala sesuatu, mengkait-kaitkan kejadian satu dengan kejadian yang lain, pintar membuat cerita-cerita yang akhirnya hingga saat ini banyak mitos yang berkembang di tanah Jawa.

B.     Saran
            Jangan memanggap mitos sebagai suatu hal yang sakral yang menyebabkan pada suatu yang sirik, boleh percaya hanya sebagai pengingat atau pencegah dari hal-hal yang tidak baik. Karena tidak semua mitos itu membawa hal yang buruk. Karena semuanya harus kita kembalikan pada Allah SWT.









SUMBER
http://www.hukumpertambangan.com/ketentuan-mengenai-peningkatan-nilai-tambah-mineral-melalui-kegiatan-pengolahan-dan-pemurnian-mineral-berdasarkan-peraturan-menteri-sumber-daya-mineral/#more-131